Selasa, 07 Juni 2011

Celoteh Anak

Jika bumi sudah kehilangan keasriannya, maka anak-anak itu kehilangan tempat mereka melepas imajinasi. Kaki-kaki kecil mereka terkungkung, hanya bisa berlari sebatas lapangan upacara yang tak seberapa.Tak ada tempat lapang untuk bermain, sebab kini tanah lapang itu berubah menjadi tembok-tembok pencipta rupiah, sebuah tempat kos yang cukup elit. Ya, ini kisah tentang anak-anak yang ada dilingkungan tempat tinggalku. Dulu, hampir 2 tahun yang lalu ketika baru pindah kesini, sering kulihat anak-anak itu bermain-main ditanah lapang yang tak seberapa. Celoteh mereka menjadi seperti oase, kadang ingin berhenti sejenak untuk turut bermain bersama mereka, tapi aku tahu itu tak mungkin. Jadwal kuliah mengejarku, apalagi perjalanan ke kampus yang harus ku tempuh dengan berjalan kaki. Terkadang,ah bukan kadang tapi sering sekali aku iri dengn keriangan yang mereka miliki. Tak ada beban, tak ada prasangka…semuanya alami. Namun kini,keriangan itu menjadi senyap. Kemana mereka sekarang? mungkin sedang duduk manis didepan televisi, menyaksikan acara-acara yang kadang patut ditanyakan kualitasnya. Atau mungkin tengah asyik terpekur didepan game,entahlah….Dan memang beginilah kehidupan kota,maka aku yang tumbuh dengan imajinasi yang bebas ditengah keasrian desa merasa sangat beruntung. Masih bisa kunikmati pemandangan hijau…dan pandanganku tak terbatas, mengitari sawah-sawah,ladang-ladang dan menceburkan diri disungai…tak ada beban, hanya keriangan yang mewujud. Sungguh, baru kusadari betapa indahnya masa kecilku. Meski tak ada teknlogi canggih, meski tak akrab dengan barang-barang mewah. Namun keriangan itu masih mengendap dalam sanubari, indah….

0 komentar:

Posting Komentar