Kamis, 17 Juni 2010

Ayah











Untuk Ayah...
yang tak sempat melihatku dewasa.
Aku rindu
dan dengan kata apa lagi aku harus menggambarkan kerinduan ini
Tahukah ?
jiwaku pincang, mencari mengais pegangan yang tak lagi ada


Ayah...
bagaimana kabar "disana"?
adakah engkau sedang tidur dengan senyuman ?
kuharap...
do'a-do'aku terus mengalir menemanimu






Ayah...
lihat anakmu,
ada sebuah asa, kelak bisa kupakaikan mahkota di atas kepalamu, juga di atas kepala ibu...
aku tahu
ini bukanlah sastra yang indah
hanya sebaris dua baris kata yang lugu
yang tak bisa kupoles lagi
sebab memang begini adanya
hanya ingin kukatakan dengan jujur
tanpa ada kiasan, tanpa perlu metafora
bahwa aku
sungguh merindukanmu...


Aku rindu sosokmu
aku rindu penjagaanmu
aku rindu menjadi anak kecilmu
aku rindu lengan pelindungmu
aku rindu...
sungguh rindu...

Motivasi

Hey...ada apa ini?
kenapa aku jadi malas begini?
tak punya motivasikah? tak punya cita-citakah?
rasanya tidak juga.
jadi, apa yang salah?
aku tak tahu...
mungkin hanya jenuh dengan semua rutinitas yang ada
mungkin juga ada keinginan untuk menengok "dunia luar"