Sabtu, 02 Oktober 2010

Yipi, That is My Ira

Wajah saudariku yang satu ini memang selalu ceria, tak pernah kehabisan tawa meski kadang suka anarkis, he...dia memang istimewa, tahu kapan saat aku butuh nasehat dan tahu kapan saat aku hanya butuh didengarkan. Yang paling membuatku tak mengerti bagaimana dia bisa tahu bahwa dikepalaku sedang bertumpuk banyak pikiran, dan dengan tenangnya dia akan mendengarkanku, hanya mendengarkan ! dan itu sudah sangat membuatku lega. Pernah suatu kali dia membuatku tertawa terpingkal dengan kata-katanya, yang dengan cueknya bilang "awas aja na kalo setiap pulang dari kampus mukamu masih kayak marmut kejepit pintu", hahaha...aku tak bisa menahan tawa ketika itu. Sekali lagi, dia memang istimewa, meski juga anarkis... :)

Dan magrib kemarin aku bertemu dengannya dimasjid. Mba Galuh pemandu kami sampai harus menengahi, karena yah sekali lagi dia mendzalimi diriku, meski kadang gantian, hehe... mau shalat masih ribut berdua, apalagi aku bersebelahan dengannya, maka dengan sigap mba galuh bertukar tempat dengannya. shalat pun bisa dimulai dengan tenang. Imam baru saja membaca surat al fatihah ketika tiba-tiba ku dengar suara berdebum, awalnya kukira itu suara de Hamas yang biasanya bermain-main dibelakang ketika kami sedang jama'ah, tapi kemudian kudengar suara erangan, suara kesakitan ! ya Allah...pikiranku tak lagi fokus ! rupanya saudariku itu yang tengah mengerang kesakitan, asmanya kambuh ! shalat tak mungkin ditinggalkan, beberapa akhwat dengan sigap membantu saudariku itu. selesai shalat kulihat dia terkapar dimasjid, dengan wajah yang lelah, dengan nafas yang tersengal. tak ada yang bisa kulakukan, hanya sebaris doa yang terlantun di hati untuk kesembuhannya. Penyakitnya yang kambuhan itu terkadang membuatku khawatir, tak bisa kubayangkan jika tiba-tiba saja asmanya kambuh saat dia tengah mengendarai motor. ya allah jangan...lebih dari itu sebenarnya Allah tengah memberiku peringatan bahwa seperti asma yang bisa muncul tiba-tiba, kematian pun akan menjemput tanpa permisi, tanpa melihat kita siap atau tidalk.
ah saudariku, bahkan saat tengah kesakitan pun engkau memberiku banyak pelajaran dan hikmah...

*di kelas, kulihat dia sudah tertawa-tawa lagi, dan tetap anarkis, apalgi aku satu kelompok tahsin dan tahfidz dengannya. Tuh kan, waktu lagi setor hafalan masih bisa-bisanya dia menggangguku, dan kali ini mba dida yang beraksi, hehe* peace ya mba...:)